Selasa, 24 Januari 2012

harga sebuah kehormatan (wanita)....

Wanita itu berjalan agak ragu memasuki hotel berbintang lima. Sang petugas satpam yang berdiri disamping pintu hotel menangkap kecurigaan pada wanita itu. Tapi dia hanya memandang saja dengan awas ke arah langkah wanita itu yang kemudian mengambil tempat duduk di lounge yang agak pojok.
Petugas satpam itu memperhatikan sekian lama, ada sesuatu yang harus dicurigainya terhadap wanita itu. Karena dua kali waiter mendatanginya lagi, wanita itu hanya menggelengkan kepala. Mejanya masih kosong. Tak ada yang dipesan. Lantas untuk apa wanita itu duduk seorang diri. Adakah seseorang yang sedang ditunggunya.

Petugas satpam itu mulai berpikir bahwa wanita itu bukanlah tipe wanita yang biasa mencari mangsa di hotel ini. Usianya nampak belum terlalu dewasa. Tapi tak bisa dibilang anak-anak. Sekitar usia remaja yang tengah beranjak dewasa.

Setelah sekian lama, akhirnya memaksa petugas satpam itu untuk mendekati meja wanita itu dan bertanya :

"Maaf, nona....Apakah anda sedang menunggu seseorang?"

" Tidak !" Jawab wanita itu sambil mengalihkan wajahnya ke tempat lain.

" Lantas untuk apa anda duduk disini ?"

" Apakah tidak boleh ?" Wanita itu mulai memandang ke arah sang petugas satpam.

" Maaf, Nona. Ini tempat berkelas dan hanya diperuntukkan bagi orang yang ingin menikmati layanan kami."

" Maksud, bapak ?"

" Anda harus memesan sesuatu untuk bisa duduk disini "

" Nanti saya akan pesan setelah saya ada uang. Tapi sekarang, Izinkanlah saya duduk disini untuk sesuatu yang akan saya jual! " Kata wanita itu dengan suara lambat.

" Jual ? Apakah anda menjual sesuatu disini ?"

Petugas satpam itu memperhatikan wanita itu. Tak nampak ada barang yang akan dijual. Mungkin wanita ini adalah pramuniaga yang hanya membawa brosur.

" Ok, lah. Apapun yang akan anda jual, ini bukanlah tempat untuk berjualan. Mohon mengerti."

" Saya ingin menjual diri saya, " Kata wanita itu dengan tegas sambil menatap dalam-dalam kearah petugas satpam itu.

Petugas satpam itu terkesima sambila melihat ke kiri dan ke kanan.

" Mari ikut saya, " Kata petugas satpam itu memberikan isyarat dengan tangannya.

Wanita itu menangkap sesuatu tindakan kooperatif karena ada secuil senyum di wajah petugas satpam itu. Dikoridor hotel itu terdapat kursi yang hanya untuk satu orang. Disebelahnya ada telepon antar ruangan yang tersedia khusus bagi pengunjung yang ingin menghubungi kamar di hotel ini. Di tempat inilah deal berlangsung.

" Apakah anda serius? "

" Saya serius " jawab wanita itu tegas.


" Berapa tarif yang anda minta ?"


" Setinggi-tingginya.."


" Mengapa ?" Petugas satpam itu terkejut sambil menatap wanita itu.


" Saya masih perawan "

Sabtu, 21 Januari 2012

Khek menjual keledai

Mumpung akhir pekan dan anak-anak pada libur, saatnya santai dan mosting cerita-cerita rakyat dari berbagai negara. Cerita dibawah ini adalah cerita rakyat dari kamboja yang menceritakan seorang bapak bernama KHEK...Bagaimana jalan ceritanya, langsung saja kita ke TKP...hehe...

          Dahulu kala, ada seorang  bapak bernama Khek yang hidup bersama seorang anaknya. Ia memiliki seekor keledai yang dipelihara sejak kecil. Keledai itu sangat gagah dan kuat. Bulunya berwarna cokelat dan bersih.

Suatu hari, Khek mengajak anaknya pergi menjual keledai itu. "Kita akan jual keledai ini Di Desa Kompang. Tapi, jika kita biarkan keledai ini berjalan kaki, dia akan kurus karena kelelahan. Kalau kurus, harganya akan turun," kata Khek kepada anaknya.
Akhirnya mereka memutuskan untuk memanggul keledai itu. Di perjalanan, mereka ditertawakan oleh penduduk desa.

"Keledai itu untuk ditunggangi, bukannya digotong!" kata mereka.

Mendengar itu, Khek menyuruh anaknya menunggangi keledai dan ia berjalan di belakangnya agar beban yang ditanggung keledai tidak terlalu berat. Akan tetapi, saat melewati desa berikutnya, seorang lelaki berkata, "Kau ini anak durhaka. Kau enak-enak naik keledai, sementara bapakmu jalan kaki."

Khek dan anaknya terdiam. Anak Khek pun turun. Sekarang gantian, Khek yang naik keledai. Tidak lama kemudian, mereka melewati desa lainnya. Seorang pemuda berkata, "Keledai yang gagah itu lebih pantas ditunggangi anak muda."

Mendengar itu, Khek dan anaknya memutuskan untuk menunggangi keledai berdua. Lalu, saat melewati jalan setapak, mereka bertemu seorang prajurit raja.

"Kalian bodoh sekali. Kalau keledai itu kalian tunggangi, dia akan kecapaian dan menjadi kurus. Nanti, keledai itu jadi murah harganya," kata si prajurit.

Khek dan anaknya pun saling pandang kebingungan. "Sepertinya kita tidak bisa memuaskan semua orang, Nak. Pasti ada orang yang tidak setuju pada apa yang kita lakukan. Kita lakukan apa yang mampu kita lakukan saja," kata Khek.

Akhirnya, mereka turun dan menuntun keledainya sampai Desa Khompang. Sesampainya di Desa Kompang, mereka menjual keledai itu dengan harga yang bagus.

Pesan moral >> jangan terlalu mendengarkan pendapat orang lain tentang dirimu. Kerjakanlah apa yang mampu kamu lakukan dengan sebaik-baiknya

Kamis, 19 Januari 2012

kami, para wanita sungguh sebenarnya tahu....

Ada thread menarik dari kaskus yang saya coba posting disini.....mungkin bisa memberikan inspirasi.
Judulnya : kami, para wanita sungguh sebenarnya tahu.....

Kami, para wanita sungguh sebenarnya tahu bahwa kalian bukanlah tokoh romantis yang dapat  melukis seperti Jack Dawson dalam Titanic, maka itu kami tidak pernah minta kalian melukis wajah kami dengan indah, paling tidak saat kami minta kalian menggambwa wajah kami, gambarlah, meskipun hasil akhirnya akan seperti Jayko adik perempuan Giant dalam film Doraemon, tapi kami tahu, kalian berusaha.

Kami, para wanita sungguh sebenarnya tahu bahwa kalian bukan peramal seperti Dedi Corbuzier yang dapat menebak isi pikiran kami atau apa yang kami inginkan saat kami hanya terdiam dan memasang wajah bosan, tapi saat itu kami hanya ingin tahu, sesabar apakah kalian menghadapi kami jika kami sedang sangat menyebalkan seperti itu, kami tidak minta kalian mampu menebak keinginan kami, setidaknya bersabarlah pada kami dengan terus bertanya "jadi sekarang maunya gimana?"

Kami, para wanita sungguh sebenarnya tahu bahwa kalian bukanlah penyair sekaliber Kahlil Gibran atau yang mampu menceritakan kisah romantis seperti shakespear, maka itu kam tidak meminta kalian mengirimi kami puisi cinta berisi kalimat angan-angan nan indah setiap hari atau setiap minggu, tapi setidaknya mengertilah bahwa setelah menonton film korea yang amat romantis itu, kami sangat berandai-andai kekasih kami dapat melakukan yang sama, meskipun isi puisi tersebut tidaklah sebagus Kahlil Gibran, kami akan sangat senang - sungguh-. JIka kalian mengirimkannya dengan tulus dan niat (bahkan meskipun ujungnya terdapat "hehe, aneh ya?", kami akan benar-benar melayang, tuan)

Kami, para wanita sungguh sebenarnya tahu bahwa kalian tidaklah setampan Leonardo Dicaprio, tapi tolong mengertilah itu sama sekali bukan masalah bagi kami, saat kami memuja-muja pemuda seperti itu, itulah pujian dan pujaan, tapi hati kami sesungguhnya telah terikat oleh kalian, tuan. Mungkin saat itu kami hanya ingin tahu apa pendapat kalian jika kami jatuh cinta pada orang lain, semcam mengukur tingkat kecemburuan kalian.

Kami, para wanita sungguh sebenarnya tahu bahwa kalian tidaklah semenakjubkan John Nash atau sebrillian Isaac Newton, namun kami sebenarnya sangat menghargai bantuan kecil dari kalian meskipun hanya membantu mencarikan artikel dari internet, kami ingin menunjukkan pada kalian bahwa kalian lebih kami percayakan daripada Newton atau Galilleo.
Kami, para wanita sungguh sebenarnya tahu bahwa kalian tidaklah segagah Achilles pada film Troy, maka itu kami tidak pernah minta kalian mengikuti program peng-six pack an tubuh atau kontes L-men. Namun dengan kalian berhenti dan tidak pernah merokok, kami sangat akan memilih kalian daripada Achilles manapun. Menyuruh kalian berhenti merokok adalah untuk meyakinkan diri kami bahwa kalian lebih gagah dari Achilles (karena tentu kalian akan kalah beradu pedang dengan Achilles bukan?)